Showing posts with label LigaDunia. Show all posts
Showing posts with label LigaDunia. Show all posts

Piala Dunia 2022 Qatar, Tetap Pergunakan Waktu 2x45 Menit

Diposkan oleh Hulu on 08 July, 2011

Piala Dunia 2022 Qatar, Tetap Pergunakan Waktu 2x45 Menit
VIVA-BOLA, Panitia penyelenggara Piala Dunia 2022 dan FIFA menyatakan pertandingan sepak bola akan dilaksanakan sesuai peraturan baku. Tidak ada rencana perubahan durasi lama menjadi tiga babak seperti diberitakan media. Sempat beredar kabar akan terjadi perombakan waktu pertandingan saat Piala Dunia 2022.

Kabarnya setiap babak akan berlangsung 30 menit dan dibagi menjadi tiga periode. Biasanya pertandingan digelar 45 menit selama dua babak. Isu ini mencuat untuk mengantisipasi cuaca kurang bersahabat Qatar saat turnamen digelar pada musim panas.

Suhu bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celsius sehingga pemain berpeluang terkena dehidrasi. Gangguan tersebut berpotensi merusak kesehatan kontestan dan membuat mereka sulit mengeluarkan penampilan baik.

Mendukung argumen tersebut,Michael Beaven selaku Direktur Arup Associates, agensi yang menangani teknologi serta sistem pendinginan di dalam stadion. Dia menilai ada baiknya FIFA dan panitia mempertimbangkan mengubah sistem pertandingan demi menghindari hal-hal yang tidak dinginkan. Tapi pendapat itu dibantah pihak panitia. Mereka menegaskan tidak akan ada perubahan pada waktu pertandingan.

”Kami tidak pernah membahas rencana itu,” sebut juru bicara panitia Piala Dunia 2022 dikutip Reuters.

Panitia menyatakan keselamatan dan kesehatan para pemain akan terjamin sekalipun bermain secara normal. Sebab mereka sudah menyediakan teknologi agar suhu di sekitar arena pertandingan tidak menyengat.

”Sebanyak 64 pertandingan selama Piala Dunia 2022 bakal digelar di stadion yang dipasangi sistem pendingin,” tambah panitia.

Argumen pihak panitia berdasarkan hasil uji coba sistem pendingin. Diuji di lapangan tenis, perangkat yang menggunakan energi sinar matahari itu bisa mengurangi panas di sekitar arena permainan. Saat ini panitia ingin mencoba meningkatkan teknologi agar cakupannya bisa mencapai level stadion sepak bola yang lebih besar.

”Sistem pendingin itu memang belum dicoba di area yang besar. Tapi kami yakin sistem pendingin tersebut akan berfungsi baik. Sistem pendingin itu nantinya bukan hanya terpasang di stadion, juga di traning camp dan fans zone. Pernyataan dari Beaven tidak beralasan,” tutur panitia.

Penyelenggara Piala Dunia 2022 juga sudah menyiapkan beberapa teknologi alternatif untuk mengatasi panasnya cuaca, salah satunya membuat awan buatan. Keberadaan teknologi-teknologi ini nantinya diharapkan dapat mengurangi kontroversi tentang terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia. Semula masalah cuaca ini memunculkan perdebatan digelarnya Piala Dunia pada bulan Januari.
(m mirza)
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022 Qatar, Tetap Pergunakan Waktu 2x45 Menit

Copa America 2011 | Kisah Tim Tango seperti Tragedi Kapal Titanic

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 | Kisah Tim Tango seperti Tragedi Kapal Titanic
VIVA-BOLA, Ketidakmampuan Entrenador Sergio Batista membawa Argentina mengalahkan Bolivia dan Kolombia pada dua laga awal Copa America 2011 menuai kritik pedas.

Sejumlah pengamat sepak bola di negeri Tango menyebut kisah Los Albicelestes seperti tragedi Kapal Titanic. Mantan kiper Argentina di Olimpiade Atlanta 1996 Carlos Bossio menyebut tim Tango di bawah kendali Batista tidak memiliki gairah dan semangat tempur yang layak dibanggakan.

Terbukti, para pemain tidak terlihat ngotot ketika pertandingan melawan Bolivia dan Kolombia dilakukan. Hal itu terjadi karena Batista bukan pelatih yang mampu memberikan suntikan motivasi kepada para pemain.

“Mereka (timnas) seperti tidak memiliki pemimpin. Tim ini memiliki banyak pemain hebat. Namun mereka tidak bisa bermain sebagai sebuah kesatuan. Seharusnya itu menjadi tanggung jawab Batista. Dia seperti nakhoda yang membawa Titanic menabrak gunung es,” ujar Bossio kepada AS.

Kritik Bossio sepertinya sejalan dengan perasaan para pendukung yang hadir di Estadio Brigadier Estanislao Lopez Sante Fe, Kamis (6/7), saat menyaksikan Argentina ditahan imbang tanpa gol Kolombia.

Kala itu seusai laga bukan tepuk tangan meriah yang didapat Carlos Tevez dkk, melainkan hujan caci maki dan teriakan kurang simpatik. Pasalnya Argentina tampil sangat buruk dan nyaris tanpa pola yang jelas.

“Rasanya sangat menyakitkan mendengar para pendukung meneriaki kami dengan kata-kata kotor. Namun, kami harus menerimanya karena bermain tidak baik. Lagi pula tim ini hidup dalam ekspektasi berlebihan para pendukung,” kata Gabriel Milito dikutip AFP.

Kesempatan Argentina menjawab kritik pedas dan caci maki publik dengan hasil bagus masih ada. Pada laga pamungkas Grup A, mereka akan bertemu Kosta Rika di Estadio Mario Alberto Kempes Cordoba, Selasa (12/7) dini hari WIB.

Tidak ada alasan lagi, Argentina harus menang. Jika kalah, Argentina akan tersingkir. Bila kembali imbang, nasib tuan rumah akan ditentukan tim peringkat 3 Grup B dan C, siapa yang terbaik.
(andri ananto)
Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Kisah Tim Tango seperti Tragedi Kapal Titanic

Bermain Imbang, Argentina Tetap Favorit Juara Copa America 2011

Diposkan oleh Hulu on 02 July, 2011

Bermain Imbang, Argentina Tetap Favorit Juara Copa America 2011
VIVA-BOLA, Argentina membuka putaran final Copa America 2011 dengan hasil mengecewakan. Armada bejibun bintang tertahan 1-1 oleh Bolivia, yang di atas kertas seharusnya masih satu level di bawah Lionel Messi dkk. Meski bermain cenderung monoton dan tak mampu menunjukkan improvisasi berkelas, tuan rumah tetap berada di jalur terdepan untuk menggapai trofi juara.

Paling tidak itulah gambaran dari hasil polling yang dilakukan situs resmi turnamen, di www.ca.2011.com, usai Sergio Aguero menyelamatkan muka Tim Tango. Hasil ‘pemungutan suara’ menunjukkan, 38 persen pengakses masih percaya barisan prajurit Sergio Batista bisa menggapai posisi tertinggi di akhur turnamen.

“Saya masih yakin Argentina akan menjadi juara. Mereka punya mentalitas yang sudah teruji pada ketatnya persaingan di Eropa. Sebagian besar skuad mereka berasal dari Eropa, dan itu membuat kekuatan mereka sangat besar. Hasil seri kontra Bolivia bukan jaminan buruknya performa Albiceleste. Saya optimis, para pertandingan kedua, mereka benar-benar meledak,” tulis seorang berakun GredBoullier.

Hasil mengejutkan justru diraih Paraguay, yang berada di posisi kedua dengan dukungan 31 persen pengakses yakin Roque Santa Cruz dkk menjadi juara Copa America edisi ke-43 ini. Di sisi lain, angka tersebut merepresentasikan kemungkinan maksimal Paraguay menjadi runner up, seperti yang pernah mereka lakukan pada tahun 1922, 1929, 1947, 1949 dan 1967.

Sang juara bertahan sekaligus pengoleksi delapan trofi, berada di peringkat ketiga dengan dukungan 18 persen. Tim terbaik Amerika Selatan di putaran final Piala Dunia 2010, Uruguay, hanya mendapat 11 persen suara, yang menjagokan mereka menjadi jawara.

Langkah Uruguay cukup berat, mengingat dalam dua edisi terakhir, 2004 dan 2007, langkah mereka terhenti di babak semifinal oleh sang juara, Brasil. Sementara partisipan lain hanya mendapat suara kurang dari satu persen.

Sementara di level rumah prediksi, Brasil dan Argentina dijagokan bertemu kembali di partai final, mengulangi dua final beruntun pada dua turnamen sebelumnya, dengan angka 1,60. Argentina sendiri berada di titik terdepan menjadi juara dengan angka 1,90, disusul sang juara bertahan dengan 2,85. Uruguay hanya mendapat sokongan 12,0.

Secara mengejutkan, Chile menyeruak dengan bandrol 14,0. faktor Alexis Sanchez menjadi dasar, padahal mereka sudah tak ditangani Marcelo Bielsa lagi. Mereka berada di angka 2,30 untuk menjadi juara grup, yang berisi Uruguay, Meksiko dan Peru.

Sedangkan Peru, yang menjadi perempatfinalis empat tahun silam hanya berada di level bawah, dengan 120,0. Angka ini menunjukkan lemahnya kekuatan Peru, yang harus ditinggalkan beberapa pemain kunci akibat cedera, termasuk yang terakhir adalah striker Oscar Cardozo.


Unibet :
Argentina - 1,90
Brazil - 2,85
Uruguay - 12,0
Chile - 14,0
Paraguay - 20,0
Kolombia - 25,0
Ekuador - 50,0
Meksiko - 50,0
Venezuela - 100,0
Peru - 120,0
Bolivia - 150,0
Kosta Rika - 150,0
Baca SelengkapnyaBermain Imbang, Argentina Tetap Favorit Juara Copa America 2011

Santos Tidak Jadi Jual Neymar ?

Diposkan oleh Hulu

Santos Tidak Jadi Jual Neymar
VIVA-BOLA, Masa depan striker Santos, Neymar, belum menemui titik terang. Setelah mengaku sudah menerima lima klub Eropa yang siap meminang pemainnya, Presiden Santos, Luis Alvaro Ribeiro menegaskan tidak akan melepas pemain berusia 19 tahun itu pada musim panas.

Riberio mengungkapkan sikap tersebut meski awal pekan lalu membocorkan ada lima klub Eropa yang siap membayar uang transfer sesuai klausul kontrak Neymar senilai 45 juta euro. Dia tidak menyebutkan identitas kelima klub itu. Namun mereka ditengarai adalah Chelsea, Manchester City, Real Madrid, Barcelona dan Anzhi Makhachkala.

“Kami enggan melepasnya karena tiga faktor. Alasan-alasan itulah yang mendorong kami untuk sama sekali tidak bernegosiasi dengan klub yang menginginkannya,” kata Ribeiro dilansir Reuters.

Ribeiro menyebut faktor pertama berupa pertimbangan teknis. Memiliki bakat hebat dan menjadi striker andalan tim, Neymar merupakan salah satu alasan mengapa Santos memetik berbagai prestasi. Tercatat sejak masuk tim utama, dia mampu membawa Santos menjuarai Copa do Brasil 2010, Campeonato Paulista 2010 dan 2011, serta Copa Libertadores 2011 lewat gol-golnya. Peran signifikan inilah yang membuat Ribeiro keberatan melepasnya.

Alasan kedua menyangkut urusan ekonomi. Digadang-gadang sebagai titisan Pele, Neymar merupakan salah satu ikon muda Brasil. Keberadaannya di Vila Belmiro tidak pelak meningkatkan nilai jual Santos di seluruh dunia.

“Dia adalah fenomena di media. Penampilannya di lapangan membuat berbagai sponsor memakai jasanya sebagai duta besar. Situasi ini jelas menguntungkan Santos,” tutur Ribeiro.

Faktor penentu yang meyakinkan Santos untuk mempertahankan jasa pemain bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior itu adalah afeksi mereka satu sama lain. Santos dan Neymar memiliki hubungan spesial yang dibangun sejak keduanya bekerja sama dua tahun lalu. Ribeiro bertekad mempertahankan relasi istimewa itu dengan tidak membiarkannya pergi ke Eropa.

“Tidak hanya fans Santos yang mencintainya. Neymar juga menjadi idola masyarakat Brazil secara keseluruhan,” kata Ribeiro.

Ribeiro berencana mengutarakan langsung keputusannya ke Neymar sekembalinya dari tugas membela negara di Copa America 2011. Pada pertemuan tersebut, dia juga ingin mencari tahu apa yang harus dilakukannya agar Neymar terus bertahan di Santos selama beberapa musim ke depan.

Selama beberapa pekan belakangan, Neymar menjadi sengketa Madrid dan Chelsea. Persaingan kedua klub itu unik karena melibatkan Jose Mourinho dan Andre Villas-Boas yang sempat bekerja sama di Chelsea dan Inter Milan.

Baca SelengkapnyaSantos Tidak Jadi Jual Neymar ?

Hasil, Klasemen dan Jadwal Lengkap Copa America 2011

Diposkan oleh Hulu on 01 July, 2011



Berikut ini Hasil Pertandingan, Jadwal Pertandingan dan Klasemen Copa America 2011 :


Baca SelengkapnyaHasil, Klasemen dan Jadwal Lengkap Copa America 2011

Copa America 2011 | Brazil Menanti Kiprah Mano Menezes

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 | Brazil Menanti Kiprah Mano Menezes
VIVA-BOLA, Brazil hanya sampai perempat final Piala Dunia 2010. Puasa gelar sejak meraih Trofi Copa America 2007 pun berlanjut. Pada Copa America 2011, Mano Menezes pun memiliki tugas berat.

Menezes yang jadi suksesor Carlos Dunga seusai Piala Dunia 2010, langsung mendapat target mempertahankan gelar di Copa America. Namun sasaran ini tak ringan. Sebab, pesta sepak bola Amerika Selatan ini berlangsung di Argentina, tanah musuh utama Brazil.

Sebenarnya bukan hanya target besar ini yang menekan pelatih 49 tahun ini. Namun performa pasukan Selecao selama ditanganinya yang masih seperti yoyo jadi pressure besar kepada Menezes. Sejumlah kritik menghampiri eks arsitek Corinthians sekitar empat bulan menduduki kursi panas pelatih Brazil.

Kecaman pedas yang meragukan kapabilitas Menezes pertama dialaminya pada November 2010. Semua karena kekalahan Brazil dari rival terdekatnya Argentina pada laga persahabatan di Doha, Qatar. Kala itu Menezes mengelak dengan alasan masih banyak waktu untuk memperbaiki kekurangan anak asuhnya.

”Kami harus mampu melihat hasil ini dengan tenang.Kami punya peluang banyak dan punya kans menang pada babak kedua.Tapi yang terpenting adalah pengalaman yang kami dapat,” kata Menezes, dikutip The News kala itu.

Alibi dari Menezes itu pun tak mampu menutupi segala macam keraguan yang menyertainya. Sebab,Februari lalu atau uji coba Brazil setelah dari Doha, pasukan Selecao mengalami kekalahan lagi. Kali ini Prancis yang menumbangkan pasukan Menezes. Kondisi ini membuat kritik pun terus membanjir hingga kini.

Apalagi pada rangkaian uji coba skuad Selecao menuju Copa America 2011, Brazil hanya bermain imbang tanpa gol dengan Belanda. Pertandingan pemanasan itu berlangsung di Goiania, salah satu kota kecil di Brazil. Bahkan seusai ditahan Belanda, Menezes makin diragukan para pendukung Brazil.

Sekarang jelang pertarungan perdana Brazil di Copa America, tekanan masih terus menyertainya. Namun Menezes menjawab semuanya dengan keputusan yang diambilnya saat ini. Menurut dia, komposisi Selecao untuk Copa America 2011 jauh berbeda dengan Piala Dunia 2010. Kekuatan baru pilihannya diyakini sang pelatih akan mampu menjawab semua kritik.

”Renovasi telah dilakukan dengan intens. Jika Anda melihat nama-nama skuad sekarang, hanya ada empat pemain yang ada di starter Brazil pada Piala Dunia terakhir. Mereka hanya kiper Julio Cesar, Lucio, Robinho dan Elano. Kekuatan ini yang akan menjawab semua tantangan itu,” kata Menezes, dikutip soccernet.

Menezes menyebut dua nama yang sedang bersinar, Neymar dan Paulo Henrique Ganso, akan menambah kekuatan Brazil menjadi makin ditakuti lawan. Sang pelatih menyatakan, dua nama ini melengkapi kualitas bagus Alexandre Pato, Robinho,Elano, David Luiz serta punggawa Brazil lain.

Soal favorit, Menezes menyebut tuan rumah ada di daftar paling atas calon juara Copa America 2011. Hanya perjuangan Argentina disebutnya tak mudah.

”Fokus kami dengan mereka sama, menuju Piala Dunia 2014. Tapi di sini, mereka tetap favorit. Soal peluang kami, saya yakin dengan kekuatan tim ini,” lanjutnya.

Optimisme Menezes mendapat dukungan keyakinan Neymar. Pemain yang laris manis di bursa transfer musim ini menyebut, hasil uji coba Brazil yang tak bagus boleh dianggap negatif. Namun, Neymar yakin pada ajang yang sesungguhnya semuanya pasti akan berjuang demi kehormatan.

”Wajar kalau pendukung kami mencemooh,termasuk ketika kami ditahan Belanda. Sebab, mereka selalu ingin kami menang. Kini kami yakin semua akan mampu memaksimalkan peluang,” tandasnya.

Brazil yang tergabung di Grup B bersama Venezuela, Ekuador dan Paraguay. Laga kontra Venezuela jadi perjuangan pertama Selecao pada Copa America 2011, Minggu (3/7).

”Dari semua pertandingan yang kami hadapi, melawan Venezuela adalah laga terberat. Sebab, itu partai pertama kali kami,” tandas Menezes.

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Brazil Menanti Kiprah Mano Menezes

Copa America 2011 | Lionel Messi - Neymar : Siapa Yang Terbaik ?

Diposkan oleh Hulu on 30 June, 2011

Copa America 2011 | Lionel Messi - Neymar : Siapa Yang Terbaik

VIVA-BOLA, Copa America 2011 menjadi arena unjuk kebolehan dua pemain hebat di Amerika Selatan. Siapa terbaik ? Bomber Argentina Lionel Messi atau ujung tombak Brazil, Neymar da Silva Santos Junior.

Muda, energik dan mematikan, itulah persamaan antara Neymar dan Messi. Mereka memiliki kualitas yang sudah diakui seluruh dunia. Kini,Messi dan Neymar bersiap pamer skill demi kejayaan tim nasional masing-masing. Berdasarkan prestasi, Messi boleh jemawa.

Di usianya yang baru 24 tahun, penyerang Argentina itu sudah mengumpulkan 15 gelar bersama Barcelona, di antaranya lima trofi Primera Liga dan tiga Piala Liga Champions. Kemampuannya sudah disahihkan dengan dua kali merebut predikat pemain terbaik dunia.

Messidona —julukan Messi— telah mengangkat sepak bola modern ke level lebih tinggi dengan menampilkan kecepatan saat mengumpan. Dia tercatat sebagai mesin gol dan kreator kemenangan Barcelona. Sudah 54 gol dan 24 assist disumbangkannya bagi El Azulgrana sepanjang musim 2010/2011 di semua kompetisi.

Track record Neymar tidak kalah mentereng. Meski belum pernah merebut predikat pemain terhebat dunia, pemuda berusia 19 tahun itu merupakan pahlawan bagi Santos. Terbukti, sejak masuk tim senior pada 2009, sudah empat gelar dipersembahkan, termasuk Copa do Brasil 2010.

Kecepatan serta akurasi yang dimiliki Neymar membuat sangat ditakuti pertahanan lawan. Total sudah 27 kali dia merobek gawang lawan dari 64 pertandingan di semua event dengan persentase hingga 42,1%. Sementara Messi sudah membukukan 119 gol dari 177 kesempatan secara keseluruhan di tingkat lokal atau sekitar 67,2% .

Meski demikian, Messi memiliki satu kekurangan. Dia belum memberikan kontribusi maksimal bagi negaranya. Sejauh ini baru medali emas Olimpiade (2008) serta Piala Dunia U-20 (2005) yang dihasilkan. Sementara di kompetisi lainnya seperti Piala Dunia dan Copa America, Messi selalu gagal.

Messi sudah dua kali tampil di Piala Dunia 2006 serta 2010 dan semuanya terhenti di babak perempat final. Pemain kelahiran Rosario itu bahkan tidak mencetak gol ketika berlaga di Afrika Selatan tahun lalu. Dia juga tidak bisa berbuat banyak ketika Los Albicelestes —julukan Argentina— dilumat Jerman 0-4 saat perempat final.

Bersama Argentina, Messi hanya mengemas 17 gol dari 56 pertandingan (30%). Namun, Pelatih Sergio Batista optimistis Messi akan bersinar bersama Argentina di Copa America 2011.

”Saya rasa semua tahu kualitas yang dimiliki Messi.Tak ada yang meragukan hal itu,” ucap Batista dikutip Goal.

Berbeda dengan Neymar. Young Gun kelahiran Mogi das Cruzes itu sudah memberi kontribusi bagi negaranya, yakni trofi South American Youth Championship 2011. Di kompetisi pemain U-20 itu, Neymar menahbiskan dirinya sebagai top skor dengan sembilan gol. Padahal itu penampilan perdananya bersama timnas Brazil U-20.

”Neymar memilik kekuatan fisik yang bagus.Dia akan terus berkembang lagi. Saya yakin dia bisa mengembangkan keahlian untuk melepaskan diri dari kawalan lawan,” ucap Pelatih Brazil Mano Menezes.

Catatan Neymar bersama timnas senior juga cukup membanggakan. Sudah tiga gol dihasilkan selama lima kali tampil. Bahkan, tahun ini dia selalu mencetak gol dalam tiga pertandingan yang diikuti.

Messi menyadari kutukan yang menyelimutinya ketika membela timnas. Tapi dia tidak mau menyerah begitu saja. Dia percaya bisa mengakhiri semua itu.

”Saya berharap segala sesuatunya berjalan baik bagi kami. Semua orang begitu bersemangat dengan Copa America. Sudah cukup lama Argentina tidak lagi meraih gelar bergengsi,” ujar Messi.
(m mirza)
Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Lionel Messi - Neymar : Siapa Yang Terbaik ?

Jadwal Lengkap Siaran Langsung RCTI Copa America 2011

Diposkan oleh Hulu

Jadwal Lengkap Siaran Langsung RCTI Copa America 2011

VIVA-BOLA, Pergelaran besar resmi akan digelar di Argentina, Sabtu (2/7) pagi hari WIB. 12 negara akan memulai pertarungan di ajang Copa America 2011. Empat bintang, Lionel Messi, Neymar, Alexis Sanchez, dan Luis Suarez siap unjuk gigi.

Berlaga di hadapan pendukungnya sendiri, Argentina mematok satu target : juara! Los Albicelestes —julukan Argentina— sudah muak selalu dikalahkan rival terbesarnya, Brazil. Masih ingat Copa America 2007 di Venezuela ? Tampil cemerlang, Argentina justru tersungkur di kaki Brazil pada partai puncak. Dengan kekecewaan besar, Javier Mascherano dkk menyaksikan Selecao —julukan Brazil— berpesta merayakan trofi kedelapan.

Messi menjadi tulang punggung tim Tango. Prestasi bersama Barcelona plus titel Pemain Terbaik Dunia adalah modal Messi membawa Argentina mendominasi Copa America 2011. Selain itu, Messi juga lapar gelar internasional. Titel bersama Argentina hanya dia rasakan kala berjaya di Piala Dunia U20 dan Olimpiade 2008.

Namun upaya Argentina pasti mendapat hadangan. Tim pertama adalah musuh bebuyutan sekaligus juara bertahan Brazil. Bomber muda Selecao, Neymar, pasti memaksimalkan ajang Copa America 2011 untuk memamerkan skill dan ketajamannya. Tujuannya untuk semakin memikat klub-klub yang memburunya. Pemilik Neymar, klub Santos, membanderol pemain berusia 19 tahun itu seharga 40 juta pounds.

Dua nama lain yang siap mencuri perhatian adalah ujung tombak Uruguay, Luis Suarez. La Celeste —julukan Uruguay— berambisi melanjutkan performa positif di Piala Dunia 2010. Kala itu Uruguay sukses melaju hingga semifinal. Mengandalkan Diego Forlan, Luis Suarez dan Edinson Cavani, Nakhoda Uruguay Oscar Tabarez yakin penyerangnya akan menjadi mimpi buruk pertahanan lawan.

Misi Neymar juga diusung Alexis Sanchez. Andalan Chile di lini depan ini tengah dibidik Barcelona, Manchester City dan Chelsea. Punggawa Udinese ini berharap tampil maksimal di Copa America 2011 demi membuat El Barca semakin yakin untuk memboyongnya ke Camp Nou.

Untuk itu semua, selama Juli mendatang, penggemar sepak bola Indonesia bakal dipuaskan dengan tontonan Copa America 2011. Dalam keterangan persnya, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) selaku official broadcaster bakal menyiarkan penuh pertandingan yang dimulai pada 1 Juli sampai 24 Juli.

Total 26 pertandingan akan disiarkan secara langsung oleh RCTI. Kabar ini sekaligus menjadi jawaban bagi para penggemar sepak bola yang ingin menyaksikan aksi brilian megabintang Barcelona dan juga Tim Tango, Lionel Messi, maupun gocekan bintang baru Selecao, Neymar.

“Piala Amerika salah satu kejuaraan besar sekelas Piala Eropa dalam lingkup kompetisi regional. Pencinta sepak bola tentu menanti aksi bintang-bintang dari Amerika Selatan yang memperkuat tim-tim papan atas Eropa,” kata Direktur Sport RCTI, Hadi Gunawan, dalam keterangan persnya, Rabu (29/6).

Konsep menarik sudah disiapkan RCTI, mulai dari bagi-bagi hadiah di setiap pertandingan, sampai acara nonton bareng. Tayangan langsung pertandingan ada yang berlangsung pukul 01.00 WIB, pukul 05.00 WIB dan pukul 07.00 WIB.


Berikut jadwal lengkap pertandingan Copa America 2011 LIVE di RCTI :


   Tanggal                Partai                     Grup       Jam LIVE di RCTI
02 Juli 2011 Argentina vs Bolivia A 07.45 WIB 03 Juli 2011 Kolombia vs Kosta Rika A 01.30 WIB 04 Juli 2011 Brasil vs Venezuela B 02.00 WIB 04 Juli 2011 Paraguay vs Ekuador B 04.30 WIB 05 Juli 2011 Uruguay vs Peru C 05.15 WIB 05 Juli 2011 Chile vs Meksiko C 07.45 WIB 07 Juli 2011 Argentina vs Kolombia A 07.45 WIB 08 Juli 2011 Bolivia vs Kosta Rika A 05.15 WIB 09 Juli 2011 Uruguay vs Chile C 05.15 WIB 09 Juli 2011 Peru vs Meksiko C 07.45 WIB 10 Juli 2011 Brasil vs Paraguay B 02.00 WIB 10 Juli 2011 Venezuela vs Ekuador B 04.30 WIB 11 Juli 2011 Colombia vs Bolivia A 02.00 WIB 12 Juli 2011 Argentina vs Kosta Rika A 07.45 WIB 13 Juli 2011 Chile vs Peru C 05.15 WIB 13 Juli 2011 Uruguay vs Meksiko C 07.45 WIB 14 Juli 2011 Paraguay vs Venezuela B 05.15 WIB 14 Juli 2011 Brasil vs Ekuador B 07.45 WIB 17 Juli 2011 1st Grup A vs 3 Terbaik X1 02.00 WIB 17 Juli 2011 2nd Grup A vs 2nd Grup C X2 05.00 WIB 18 Juli 2011 1st Grup B vs 3 Terbaik X3 01.30 WIB 18 Juli 2011 1st Grup C vs 2nd Grup B X4 05.00 WIB 20 Juli 2011 Winner X1 vs Winner X2 Y1 07.45 WIB 21 Juli 2011 Winner X3 vs Winner X4 Y2 07.45 WIB 24 Juli 2011 Loser Y1 vs Loser Y2 02.00 WIB 25 Juli 2011 Winner Y1 vs Winner Y2 01.30 WIB

Baca SelengkapnyaJadwal Lengkap Siaran Langsung RCTI Copa America 2011

Copa America 2011 : Tiga Kuda Hitam Siap Menggoyang Dominasi

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 : Tiga Kuda Hitam Siap Menggoyang Dominasi

VIVA-BOLA, Trio kuda hitam berambisi menggoyang dominasi Argentina - Brazil di Copa America 2011, 1–24 Juli ini. Uruguay, Paraguay dan Chile akan berusaha membuat kejutan berbekal penampilan impresif mereka di Piala Dunia 2010.

Mendampingi Argentina di daftar pengoleksi gelar Copa America terbanyak, La Celeste Olimpica —julukan Uruguay— merupakan tim yang memiliki kesempatan terbesar mendobrak hegemoni dua raksasa Amerika Selatan tersebut.

Masih ditangani Pelatih Oscar Tabarez dan membawa skuad bermayoritas alumnus turnamen di Afrika Selatan (Afsel), mereka berjuang memenuhi ambisinya tersebut dari Grup C tempat mereka bernaung bersama Chile, Peru dan Meksiko.

Uruguay memiliki amunisi lebih dari cukup untuk merebut gelar ke-15 di Copa America. Kiper Fernando Muslera dan kapten Diego Lugano siap membentuk benteng pertahanan kokoh. Di tengah hadir kuartet pekerja keras Walter Gargano, Sebastian Eguren, Cristian Rodriguez dan Alvaro Pereira.

Lini depan memang menjadi kekuatan utama Uruguay. Daya ledak mereka bahkan kini lebih besar menyusul performa Edinson Cavani bersama Napoli pada 2010/2011. Ditambah kehadiran Luis Suarez dan pencetak lima gol di Piala Dunia, Diego Forlan, bek lawan pasti gemetar menghadapi serangan mereka.

Setelah Uruguay hadir pula Paraguay yang masuk Grup B dengan Brazil, Ekuador dan Venezuela. Los Guaranies —julukan Paraguay— mencatat sejarah di Afrika Selatan seusai masuk perempat final untuk pertama kali sepanjang sejarah.

Arsitek Gerardo Martino berharap pencapaian itu memotivasi Justo Villar dkk dalam upayanya merebut gelar ketiga Copa America setelah menjuarainya pada edisi 1953 dan 1979.

”Realistisnya kami mengincar tempat ketiga. Namun, kami tetap berusaha melangkah sejauh mungkin,” kata Martino dikutip situs resmi Conmebol.

Selain Uruguay dan Paraguay, Chile juga mencatat prestasi di Piala Dunia. Di sana mereka memainkan sepak bola atraktif yang memukau. Lolos ke babak 16 besar menemani Spanyol, langkah Chile akhirnya dihentikan Brazil.

Chile dipimpin Marcelo Bielsa saat itu. Kini kemudi dipegang Claudio Borghi. Perubahan kursi kepelatihan inilah yang membuat peluang Chile mengejutkan lebih kecil ketimbang Uruguay dan Paraguay.

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 : Tiga Kuda Hitam Siap Menggoyang Dominasi

Copa America 2011 : Pemain Meksiko Terlibat Skandal Seks

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 : Pemain Meksiko Terlibat Skandal Seks

VIVA-BOLA, Awan kelam masih menyelimuti persepakbolaan Meksiko. Federasi Sepak Bola Meksiko (FMF) kembali memberikan sanksi kepada delapan pemain sebelum mengikuti Copa America 2011 di Argentina, 1–24 Juli mendatang.

FMF memberikan sanksi larangan tampil selama enam bulan kepada delapan pemain, yakni Israel Jimenez, Vidrio Nestor, David Cabrera, Jorge Hernandez, Jonathan dos Santos, Marco Fabian, Javier Cortes dan Nestor Calderon karena tindakan indisipliner. Mereka pun wajib membayar denda uang senilai 3.000 pounds per pemain setelah terbukti melakukan skandal seks saat menjalani pemusatan latihan.

Kondisi itu jelas menjadi tamparan keras FMF. Sebelumnya lima pemain El Tri —julukan timnas Meksiko— terbukti menggunakan doping saat menjalani Piala Emas (Concacaf) di Amerika Serikat (AS). Direktur Seleksi Timnas Meksiko Hector Gonzalez Inarritu mengatakan, skandal memalukan itu terungkap setelah beberapa pemain mengeluhkan laptop, iPad dan telepon genggam mereka hilang dari kamar hotel.

Setelah diselidiki melalui rekaman CCTV hotel, terlihat ada seorang pilar El Tri berduaan bersama pelacur di koridor hotel. Dalam rekaman CCTV juga terlihat beberapa alat kontrasepsi dan kunci dibuang ke tempat sampah oleh Dos Santos dan Vidrio Nestor.

”Saya tidak akan merinci seperti apa kejadian itu terjadi. Tapi, para pemain mengakuinya dan mereka sangat menyesal. Mereka pun meminta maaf kepada semua fans dan menerima konsekuensinya,” ujar Inarritu dilansir Daily Mail.

Menurut Inarritu, kejadian itu jelas menjadi tamparan keras timnas Meksiko sebelum mengikuti ajang Copa America. Apalagi ajang yang digelar di Argentina itu menyisakan satu hari. Karena itu, FMF sebelumnya meminta keringanan untuk mendapatkan pengganti delapan pemain yang diskorsing tersebut. FMF akhirnya memanggil pemain seperti Alvarez Kristian, Osvaldo Alanis, Ulises Davila, Diego de Buen, Edgar Pacheco, Antonio Gallardo, Carlos Orrantia dan Alan Pulido.

Mereka diharapkan bisa mengisi kekosongan tersebut dengan baik. Namun, kehilangan delapan pemain dan menggantikannya dengan pemain baru tak akan memecahkan masalah. Sebab persiapan Meksiko seakan mubazir setelah delapan pemain itu dikeluarkan dari timnas.

”Situasi ini sangat menyedihkan. Saya pasti tidak mengharapkan itu terjadi, tapi sekarang kami harus memulai (persiapan) lagi,” tutur Pelatih Meksiko Luis Fernando Tena dilansir Reuters.

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 : Pemain Meksiko Terlibat Skandal Seks

Copa America 2011 : Jelang Pembukaan, Argentina Dalam Tekanan

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 : Jelang Pembukaan, Argentina Dalam Tekanan

VIVA-BOLA, Tuan rumah Argentina dalam tekanan jelang Copa America 2011 pada 1–24 Juli. Selain target juara, ancaman kerusuhan membayangi perhelatan pesta sepak bola Amerika Selatan itu.

Argentina terbebani untuk menjadi yang terbaik di Copa America edisi ke-43 itu. Sebab, negeri elite sepak bola itu belum pernah memenangkan trofi utama internasional sejak menjadi juara Copa America 1993. Pelatih Sergio Batista harus memeras otak agar menjadi yang terbaik di depan publik sendiri.

Tak hanya keberhasilan prestasi, Argentina pun dituntut sukses penyelenggaraan. Namun, itu pun di bawah ancaman kerusuhan terkait terlemparnya River Plate dari Divisi Utama Liga Argentina untuk pertama kalinya sejak sejarah klub itu berdiri pada 25 Mei 1901. Insiden River terjadi pada awal pekan ini ketika klub besutan Juan Jose Lopez itu harus melakoni laga play-off kontra Belgrano.

Pada leg kedua, River dipaksa bermain imbang 1-1 di Stadion Monumental. Dengan hasil itu, River kalah agregat 1-3 dari Belgrano yang sebelumnya menang 2-0. Melihat hasil tersebut, fans marah dan melampiaskan kegusaran mereka di dalam dan luar stadion. Atas insiden ini dikabarkan 40 orang menjadi korban dan 50 oknum perusuh ditangkap aparat keamanan. Kondisi ini jelas mengkhawatirkan.

Tuan rumah juga takut jika masalah ini masih terus berlanjut. Jika demikian, para peserta yang ambil bagian di Copa America juga akan merasa tidak nyaman. Padahal, mereka membutuhkan ketenangan.

Namun, striker Argentina Gonzalo Higuain mengungkapkan bahwa semuanya akan kembali normal. Mereka bakal menjadi tuan rumah yang baik dan memberikan kenyamanan sepanjang turnamen ini digelar.

”Semua sangat prihatin dengan kejadian di Stadion Monumental. Itu amat menyedihkan. Tapi, kami semua berusaha untuk tidak mencampuradukkan masalah yang ada. Saya yakin mereka akan tenang dan membiarkan turnamen ini berjalan lancar,” ungkap Higuain dikutip New York Times.

Sebagai alumnus akademi River, Higuain sangat sedih dengan hasil buruk yang diperoleh bekas klubnya itu. Sepertinya memang sangat wajar jika akhirnya fans marah besar, apalagi ini pertama kali River terdepak ke Divisi II setelah 110 tahun ikut serta di Liga Argentina.

Selain itu, Higuain juga menjelaskan soal stadion yang akhirnya rusak lantaran ulah fans yang membabi buta. Padahal, rencananya stadion itu akan dipakai untuk partai final pada 24 Juli mendatang. Dengan kondisi seperti itu tentu mustahil jika stadion ini masih akan tetap digunakan. Apalagi pemerintah setempat berencana menutupnya kurang lebih sebulan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

”Kejadian seperti ini bukan hanya merusak nama klub, tapi juga merugikan banyak pihak. Kondisinya memang agak sulit. Tapi, saya yakin ini akan segera diselesaikan. Mereka akan mencari solusi di mana tempat yang baik untuk final nanti,” papar pemain Real Madrid itu.

Soal target mengakhiri paceklik gelar selama 18 tahun, Higuain berjanji dirinya dan rekan-rekan akan melakukan segala upaya demi meraih hasil maksimal. Mereka tidak akan membiarkan Brazil kembali menjuarai Copa America, apalagi pada dua Copa terakhir langkah mereka selalu digagalkan punggawa Mano Menezes itu.

”Argentina memang sudah lama tidak memenangkan turnamen apa pun, bahkan sangat lama. Tapi, sekarang kami memiliki kesempatan untuk segera mengakhiri itu,” tandas Higuain, di salah satu radio Argentina Radio La Red.

”Saat ini kami tidak ada masalah apa pun. Kami memiliki skuad yang tangguh. Kami juga memiliki Messi dan dia akan melakukan segalanya untuk negara ini,” sambungnya.

Tapi penyerang berusia 23 tahun itu menegaskan bahwa tim tidak seutuhnya hanya mengandalkan Messi. Mereka masih memiliki pemain hebat lainnya seperti striker Manchester City Carlos Tevez, Sergio Aguero yang bermain untuk Atletico Madrid dan gelandang Palermo Javier Pastore.

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 : Jelang Pembukaan, Argentina Dalam Tekanan

Review Copa America 2011 : Selalu Menarik Untuk Disimak

Diposkan oleh Hulu

Review Copa America 2011 : Selalu Menarik Untuk Disimak

VIVA-BOLA, Jumat, 1 Juli 2011 atau 2 Juli pagi waktu Indonesia, genderang perang antar negara Amerika Selatan ditabuh. Sepuluh tim Amerika Latin, ditambah dua tamu dari Amerika Tengah berlaga dalam perhelatan akbar Copa America 2011 yang digelar di Argentina. Delapan kota siap jadi saksi raksasa-raksasa Amerika Latin menari-nari di atas lapangan hijau dan mempertontonkan kelihaiannya dalam mengolah bola.

Meski gelegarnya tidak sehebat pergelaran EURO (Piala Eropa) atau Piala Dunia, even ini tidak boleh dilewatkan. Kita semua tahu, kiblat sepakbola masih berada di Eropa. Tapi benua yang selalu melahirkan bintang-bintang muda penuh talenta adalah Amerika Latin. Tengok saja dalam jendela transfer musim panas ini berapa banyak nama yang berasal dari Amerika Latin diperebutkan oleh klub-klub dari dataran Eropa.

Copa America 2011 ini dihiasi dengan keinginan untuk menuntaskan rasa penasaran tim tuan rumah, Argentina, untuk meraih gelar ke-15 di ajang ini. Sejauh ini, Argentina merupakan tim yang paling sukses dalam hal raihan gelar di ajang Copa America. Namun dua edisi berturut-turut, ambisi Albiceleste untuk menambah koleksi gelarnya dihambat oleh Brazil. Tentunya tuan rumah tidak ingin menelan pil pahit untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

Selain ambisi Argentina untuk berjaya di rumahnya sendiri, di Copa America 2011 ini juga terdapat tamu spesial. Tamu spesial adalah Meksiko, yang sudah sering menjadi tamu dalam turnamen ini. Meksiko datang dengan menyandang status juara Piala Emas Concacaf yang baru saja selesai dihelat. Dalam keikutsertaannya di Copa America, Meksiko selalu mentok sebagai runner up.

Terakhir, Tim Sombrero takluk atas Colombia di final tahun 2001. Status sebagai tim tamu tidak membuat Meksiko bermain asal-asalan. Terbukti, kehadiran tim berkostum hijau ini selalu merepotkan lawan-lawannya di Copa America. Dua edisi terakhir, meski gagal mencapai final, Meksiko selalu lolos dari babak penyisihan grup.

Kandidat juara Copa America 2011 tidak akan jauh-jauh dari Brazil dan Argentina. Tidak ada yang meragukan superioritas keduanya di Benua Amerika Latin. Colombia menjadi juara di tahun 2001 karena dua tim ini menurunkan pemain lapis keduanya di ajang Copa America. Tiga edisi berturut-turut, termasuk perhelatan di tahun ini, Argentina dan Brazil tampil full team. Jadi, untuk Copa America 2011 ini, tidak heran jika final ideal tetap antara Brazil melawan Argentina.

Jika dilihat dari skema pertandingan mulai penyisihan grup hingga semifinal, tampaknya jalan menuju final ideal ini akan mulus. Baik Tango maupun Samba akan menghadapi lawan yang relatif ringan di babak penyisihan grup. Potensi kejutan akan muncul dari siapapun yang lolos dari grup neraka di grup C. Jika lawan dari grup C ini berhasil ditaklukkan, maka Brazil dan Argentina nampaknya akan mulus melaju ke final.

Rintangan lain yang memungkinkan keduanya bertemu sebelum partai final adalah jika salah satu harus lolos sebagai peringkat tiga terbaik pertama atau kedua. Jika salah satu dari kedua tim ini terpeleset, impian akan final ideal akan sulit terwujud.

Daripada menebak-nebak siapa yang akan jadi juara, lebih menarik untuk mengamati pemain yang akan jadi bintang di turnamen ini. Patut disimak keberadaan seorang Neymar dan Ganso di tim Brazil. Dua pemain ini sedang jadi rebutan klub-klub top Eropa. Setelah berhasil membawa Santos menjadi juara Copa Libertadores, layak ditunggu kiprah dua pemain ini di Copa America.

Lionel Messi juga akan menjadi sorotan sekaligus harapan di tubuh tim Argentina. Setelah dinilai gagal mengangkat prestasi Argentina di Afrika Selatan tahun lalu, kali ini di depan publiknya aksi ciamik Messi menjadi layak untuk ditunggu. Lalu ada juga Alexis Sanchez. Pemain yang santer dikabarkan bergabung dengan Barcelona ini juga tengah menjadi buah bibir. Penampilannya cukup mengesankan di Piala Dunia 2010 lalu, meski gagal membawa Chile berprestasi lebih tinggi.

Serunya Copa America 2011 ini Insya Allah dapat kita nikmati bersama di RCTI. Sayangnya memang karena perbedaan waktu, pertandingan di Copa America ini akan disiarkan pada saat kita memulai aktifitas sekolah atau kantoran kita. Namun toh selama sebulan, suasana sarapan kita di pagi hari akan terasa sedikit berbeda. Teh atau kopi hangat dan nasi goreng yang kita santap buat sarapan akan semakin nikmat dengan dibumbui aksi-aksi ciamik maestro sepakbola di lapangan hijau.
(agustinus yunastiawan)
Baca SelengkapnyaReview Copa America 2011 : Selalu Menarik Untuk Disimak

Copa America 2011 | Meksiko Tampilkan Pemain Muda

Diposkan oleh Hulu on 29 June, 2011

Copa America 2011 | Meksiko Tampilkan Pemain Muda

VIVA-BOLA, Jadi juara CONCACAF Gold Cup 2011 menjadi modal penting Meksiko untuk terjun di ajang Copa America 2011. Mereka tergabung dalam grup C bersama Uruguay, Chile, dan Peru. Laga pertama Meksiko adalah menghadapi Chile di Estadio del Bicentenario, San Juan, pada 4 Juli nanti.

Sayang, Meksiko tidak turun dengan pasukan terbaik. Tidak ada bintang-bintang seperti Javier ”Chicharito” Hernandez, Rafael Marquez, Andres Guardado atau Efraim Juarez. El Tri –julukan Meksiko– me mang tidak membawa pasukan terbaik. Mereka turun dengan barisan pemain muda yang rata-rata bermain di kompetisi lokal Meksiko.

Kecuali, dua bersaudara Dos Santos. Giovani dos Santos yang membela Tottenham Hotspur akan memimpin pasukan muda Meksiko. Dia dibantu oleh adiknya, Jonathan dos Santos, yang kini berkostum Barcelona B.

Beberapa pemain senior yang dibawa tidak lagi masuk hitungan. Sebut saja Rafael Marquez Lugo, 29; Hector Reynoso, 30; Oribe Peralta, 27; dan kiper Luis Ernesto Michel, 31. Selain mereka, pasukan Meksiko berisi pemain di bawah 23 tahun.

Wajar bila skuad muda Meksiko tersebut tidak dibebani target yang muluk. Itu adalah kesempatan bagi mereka untuk menambah jam terbang. Dengan kekuatan seperti itu, Meksiko diragukan mampu berbuat banyak di Copa America 2011. Mereka diyakini akan sulit menghadapi Uruguay dan Chile yang lebih diunggulkan lolos dari grup C.

”Setelah apa yang kami capai di Gold Cup, target kami adalah tampil sebaik-baiknya di Copa America. Kami pasukan muda dan akan banyak belajar dari tim-tim hebat yang turun di kejuaran tersebut,” jelas Dos Santos seperti dikutip Sambafoot.

Itu adalah skuad Meksiko yang disiapkan untuk tampil di Olimpiade 2012 London. Terlebih, status mereka di Copa America memang sebatas undangan. Sama dengan Kosta Rika yang tergabung di grup A. (jpnn)

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Meksiko Tampilkan Pemain Muda

Perseteruan Dua Legenda Sepak Bola : Pele vs Maradona

Diposkan oleh Hulu


VIVA-BOLA, Diego Maradona dan Pele kembali terlibat adu mulut. Kedua legenda hidup lapangan hijau itu saling melontarkan ejekan yang melibatkan Neymar da Silva Santos Junior dan Lionel Messi.

Seperti tidak ada habisnya, Pele dan Maradona terus terlibat kontroversi dengan berbagai pemicu. Entah ini jilid keberapa, keduanya kini saling bersitegang menyusul komentar tentang Neymar dan Messi. Mereka sama-sama membanggakan dan menjelek-jelekkan dua pemain muda itu.

Perseteruan itu diawali sindiran Maradona terhadap Neymar. Striker Brasil yang saat ini menjadi incaran Real Madrid itu dianggapnya sebagai jelmaan Pele selaku kompatriot dan seniornya. Namun, bukan hal positif yang diutarakan, melainkan berupa hinaan.

Maradona menyebut pemuda berusia 19 tahun itu memiliki sikap buruk seperti Pele. Mantan pelatih timnas Argentina itu juga membandingkan Neymar dengan Messi yang menurutnya jauh lebih berkelas.

”Neymar memiliki temperamen dan sikap buruk, sama seperti Pele. Mereka jauh berbeda dengan Lionel Messi yang saat ini menjadi pemain terhebat di dunia,” ucap Maradona, dikutip Sky Sport.

Sosok dengan Gol Tangan Tuhan itu sempat melayangkan klarifikasi setelah komentar itu disebar media. Maradona mengklaim tidak pernah menjelek-jelekkan Neymar dan Pele. Namun itu tidak serta-merta meredakan suasana. Pele pun balik menyerang. Pele murka dirinya dibandingkan dengan Messi.

Menurut Pele, striker Barcelona itu belum layak disejajarkan dengannya.

“(Lionel) Messi lebih baik dari Pele ? Untuk sampai sana dia harus mencetak lebih dari 1.238 gol. Selain itu, Neymar memiliki bakat luar biasa. Saya harap Neymar tidak seperti Messi yang tampil baik bersama klubnya, tapi belum bisa memberikan apa pun bagi negaranya,” tutur Pele.

Pria bernama lengkap Edison Arantes do Nascimento itu menunjuk Messi belum pantas dianggap pemain jempolan lantaran prestasinya hanya berkutat di klub. Messi belum pernah menjuarai Piala Dunia meski sudah dua kali ikut serta pada 2006 dan 2010. Bahkan saat di Afrika Selatan (2010) dia tidak pernah mencetak gol.

Pele menyatakan, supaya Messi bisa menandinginya harus terlebih dahulu membantu Argentina menjuarai Piala Dunia sebanyak tiga kali. Menurut dia, itu hampir mustahil dilakukan lantaran terbentur usia.

Belum bisa diketahui kapan perseteruan Pele dan Maradona akan berakhir mengingat hal ini sudah berlangsung cukup lama. Sebagai catatan, permusuhan mereka semakin meruncing sejak 2000 terkait rencana FIFA memilih pemain terbaik abad ini. Ketika itu FIFA menggelar polling untuk mengetahui siapa yang layak mendapatkan predikat tersebut. Berdasarkan survei, Maradona menjadi pilihan utama.

Tapi anehnya, FIFA justru menunjuk Pele sebagai pemenang. Maradona tentu saja protes keras. Alhasil, FIFA menyerahkan trofi itu pada keduanya. Mulai saat itulah Maradona dan Pele saling terlibat adu mulut. Pele bahkan mengungkit kecurangan Maradona saat Piala Dunia 1986, di mana terjadinya ’’Gol Tangan Tuhan’’.

Maradona lalu membalas dengan mengatakan Pele seorang penyuka sesama jenis. Kala Maradona ditunjuk sebagai pelatih LosAlbicelestes ––julukan Argentina–– pada 2008, Pele langsung melayangkan sindiran. Bagi dia, Maradona tidak layak menjadi pelatih dan keputusannya menerima jabatan hanya didasari uang.

”Maradona menjadi pelatih (Argentina) karena memerlukan uang,” tutur Pele.

Tidak terima dengan komentar itu, Maradona menyerang balik dengan mengatakan Pele sudah usang dan sepantasnya masuk museum.

Baca SelengkapnyaPerseteruan Dua Legenda Sepak Bola : Pele vs Maradona

Copa America 2011 | Bagaimana Cara Menghentikan Lionel Messi ?

Diposkan oleh Hulu on 28 June, 2011

Copa America 2011 | Bagaimana Cara Menghentikan Lionel Messi
VIVA-BOLA, Bagaimana cara menghentikan Lionel Messi ? Pertanyaan itu, rupanya, juga menggelayuti kubu timnas Brazil. Untung, skuad Brazil punya Daniel Alves dan Adriano, dua pemain yang menjadi partner Messi di Barcelona. Dari dua pemain itulah, pelatih Brazil Mano Menezes bisa mendapatkan solusi untuk menghentikan Messi. Adriano yakin, dirinya dan rekan-rekannya bisa meredam Messi.

”Saya pikir, kami harus menembaknya,” canda Adriano kepada Gazetaesportiva.

”Dia memang on fire dan penuh kepercayaan diri. Bila harus melawan Argentina, kami akan menganalisis cara menghentikannya,” lanjutnya.

Memang, ketika membela Argentina, Messi tidak segarang saat membela Barcelona. Tetapi, Brazil tidak memedulikan fakta tersebut. Bagi mereka, Messi tetaplah Messi.

Di sisi lain, Brazil pernah merasakan sulitnya menghentikan Messi ketika kedua tim bersua dalam laga uji coba di Doha, Qatar, 17 November tahun lalu. Brazil yang sudah dilatih Menezes kalah tipis 0-1 oleh Argentina. Nah, pencetak gol tunggal saat itu adalah Messi.

”Sedikit saja Anda memberikan kesempatan dan lengah, Anda harus membayar mahal,” kata Menezes.

Menezes dan timnya makin mewaspadai Messi karena dia sangat berambisi mempersembahkan trofi Copa America buat Argentina.

”Saya selalu mendiskusikan Argentina yang kurang beruntung. Saya telah memenangi segalanya bersama klub dan orang mengingatnya dengan baik. Saya harap bisa mengulangnya di timnas,” papar Messi kepada TycSport.

Messi menegaskan, meraih gelar di Copa America 2011 merupakan salah satu impian terbesarnya. Apalagi kali ini mereka menjadi tuan rumah.

”Itu tujuan utama kami,” jelas Messi. (jpnn)

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Bagaimana Cara Menghentikan Lionel Messi ?

Copa America 2011 | Brazil Siapkan Skema Trisula Samba

Diposkan oleh Hulu

Samba Siapkan Skema Trisula
VIVA-BOLA, Brazil di era kepelatihan Mano Menezes bakal berubah total. Sepak bola pragmatis yang kerap diperlihatkan Brazil ketika masih ditangani Carlos Dunga tidak akan dipertontonkan saat tampil di Copa America 2011. Hal itu terlihat dari skema 4-2-1-3 yang akan dimainkan tim Samba –julukan Brazil.

Skema yang diharapkan lebih ofensif tersebut bakal diterapkan ketika Brazil melakoni partai perdana melawan Venezuela Minggu nanti (3/7). Dengan skema tersebut, Menezes akan menempatkan trisula atau tiga ujung tombak di lini depan. Mereka adalah Robinho, Neymar dan Alexandre Pato, tiga bomber yang bersinar di klub masing-masing. Paulo Henrique Ganso yang terus dikaitkan dengan AC Milan akan menopang trisula tadi. Skema itu sudah dijajal pada sesi latihan pertama kemarin (27/6).

”Kami siap bermain dengan gaya menyerang. Dari sini, kami bakal memperkuat skema ini dan melakukan koreksi,” kata Menezes sebagaimana dikutip Sambafoot.

Sejatinya, ini bukan kali pertama Menezes menerapkan strategi ofensif. Ketika menghadapi Belanda pada laga uji coba yang berakhir dengan skor imbang tanpa gol, Samba telah menerapkan skema tersebut. Ketika menjalani debut sebagai pelatih Brazil, Menezes juga mencoba skema itu saat meladeni Amerika Serikat pada Agustus 2010. Saat itu Brazil dengan trisula Robinho, Neymar dan Pato menang 2-0.

”Saat melawan Belanda, kami gagal menang. Namun, skema tersebut berjalan dengan sangat baik pada babak kedua. Skema inilah yang paling sesuai dengan karakter pemain kami,” ujar mantan pelatih Corinthians itu.

Lewat skema tersebut, berakhir sudah era satu gelandang bertahan yang fokus membantu lini belakang seperti yang dulu di perankan Gilberto Silva. Kini Menezes lebih suka memasang dua gelandang bertahan yang bisa membantu serangan. Nah, tugas itu akan dipercayakan kepada gelandang Chelsea Ramires dan gelandang Liverpool Lucas Leiva atau gelandang Tottenham Hotspur Sandro.

Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Brazil Siapkan Skema Trisula Samba

Regenarasi Macet, River Plate Terdegradasi dari Liga Argentina

Diposkan oleh Hulu

Regenarasi Macet, River Plate Terdegradasi dari Liga Argentina

VIVA-BOLA, River Plate merupakan salah satu produsen pemain terbesar di Argentina. Namun, juara kompetisi domestik 33 kali itu tidak lagi menghasilkan pesepak bola berbakat. Minimnya pemain-pemain muda tersebut ditengarai sebagai salah satu faktor terdegradasinya Los Millonarios –julukan River– untuk pertama kali sepanjang sejarah. River tergusur dari Liga Argentina setelah kalah agregat 1-3 dari Belgrano.

’’Grafik River menurun jauh sejak mereka menyingkirkan Delem,’’ kata mantan bek River Jorge Higuain, dikutip Toronto Sun.

Higuain menyebut Delem adalah sosok yang membangun sistem pembinaan pemain muda di River pada ’60-an. Di tangan pria asal Brasil itu, River mendahulukan pemain akademi pribumi atau bakat-bakat mentah yang tersebar di Amerika Selatan.

Perlahan mereka dibina sampai akhirnya diburu klub-klub kaya Eropa. Beberapa nama tersebut mencakup Daniel Passarella, Ariel Ortega, Pablo Aimar hingga putra Higuain, Gonzalo yang kini memperkuat Real Madrid.

Legendaris Alfredo di Stefano dan Omar Sivori juga tercatat sebagai pemain didikan River. Pabrik River mulai kehilangan produktivitasnya ketika manajemen klub menyingkirkan Delem satu abad silam. Setelah itu River mulai kesulitan membangun pemain muda. Ini terlihat pada skuad sekarang. Tidak banyak pemain muda yang diandalkan. Tercatat, hanya Erik Lamela, playmaker berusia 19 tahun, yang menonjol.

Mulai jarang melahirkan bakat menjanjikan tersebut berdampak fatal bagi River. Performa tim menurun karena tidak ada pemain yang bisa diandalkan. Labilnya performa sejak 2008/2009 membuat mereka harus mengikuti playoff musim ini, yang berujung degradasi.

Kondisi keuangan River pun ikut memburuk. Dulu mereka terbiasa mengantongi keuntungan besar seusai menjual pemain pemain muda ke Eropa. Namun pemasukan dari sektor itu tidak signifikan lagi menyusul minimnya stok pemain muda.

Karena itu, tidak heran jika kemudian laporan keuangan River berwarna merah. Berdasar neraca teranyar Los Millonarios menderita utang sebesar 280 juta peso (USD68,33 juta). Seusai terdegradasi, mereka pun diprediksi bakal kesulitan mencicil tagihan tersebut. Sebab mereka sudah dipastikan kehilangan kontrak penjualan hak siar televisi sebesar 26,5 juta peso.

River juga berpotensi terkena koreksi pada perjanjian sponsor. Wajar saja, Petronras (USD2,5 juta), Tramontina (USD600 juta) dan Adidas (USD3 juta) tentu merasa nilai kontrak mereka berkurang menyusul menurunnya nilai jual River setelah terdegradasi.

Situasi demikian membuat Passarella, yang menjabat presiden klub, dalam posisi terjepit. Dia terpaksa menjual aset berharga tersisa yang dimiliki River, yakni Erik Lamela. Semula Passarella berharap Erik Lamela bisa dilego senilai USD10 juta – 12 juta. Namun sekarang dia berpeluang mendiskon Erik Lamela. (purwanti)

Baca SelengkapnyaRegenarasi Macet, River Plate Terdegradasi dari Liga Argentina

Copa America 2011 | Argentina vs Brazil : Misi dan Ambisi

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 : Argentina vs Brazil : Misi dan Ambisi

VIVA-BOLA, Perhelatan Copa America 2011 akan mulai dihelat akhir pekan ini. Argentina selaku tuan rumah mengusung ambisi menjadi juara, sementara tim kuat lainnya Brasil membidik hattrick di turnamen antar negara-negara di kawasan benua Amerika tersebut.

Seperti perhelatan-perhelatan sebelumnya, Copa America kali ini akan diikuti 12 tim yang akan tergabung dalam tiga grup untuk saling berhadapan di grup masing-masing demi tiket ke fase knock out (perempatfinal).

Yang berhak menembus fase knock-out adalah dua tim teratas di babak penyisihan, sementara dua tiket lain, akan menjadi milik tim peringkat ketiga terbaik. Total, delapan tim akan bertarung di fase knock out dan selanjutnya berjuang untuk memperebutkan trofi juara.

Dalam edisi ke-14 setelah berubah format menjadi Copa America, Argentina selaku tuan rumah menempati Grup A bersama dengan Bolivia, Kolombia dan Kosta Rika. Juara di dua edisi sebelumnya, Brazil berada di grup B, bersama dengan Paraguay, Venezuela dan Ekuador. Sementara Grup C akan diisi Chile, Meksiko, Peru dan Uruguay.

Menilik peta kekuatan tim-tim yang ambil bagian, Argentina dan Brazil nampaknya memiliki kans paling besar untuk keluar sebagai jawara, meski tim lain seperti Uruguay, Paraguay dan Meksiko juga tidak bisa dikesampingkan.

Argentina dan Uruguay diketahui merupakan tim kolektor gelar juara terbanyak dengan 14 trofi. Sementara Brasil ada di tempat kedua dengan delapan titel juara, termasuk di dua edisi terakhir.

Untuk perhelatan kali ini, Argentina yang akan tampil di hadapan publiknya berambisi mengakhiri paceklik gelar juara yang terakhir kali mereka raih pada 1993 atau 18 tahun silam. Selain itu, salah satu bintang andalannya, Lionel Messi bertekad menjawab kritikan banyak pihak yang mencibirnya hanya bisa berprestasi di klub, namun tak bisa berbuat apa-apa untuk negaranya.

“Impian terbesar saya saat ini adalah memenangi Copa America. Kami tahu, seberapa berartinya (Copa America) buat saya dan tentunya publik Argentina. Ini merupakan target utama saya bersama seluruh pemain hebat lainnya dalam skuad (Argentina),” ujar Messi beberapa waktu lalu.

Selain Messi, pelatih Argentina Sergio Batista membawa sejumlah pemain top lain dalam skuadnya seperti duo Real Madrid Gonzalo Higuain & Angel Di Maria, Diego Milito (Inter Milan), Sergio ‘Kun’ Aguero (Atletico Madrid), Javier Pastore (Palermo) dan striker Manchester City Carlos Tevez yang sebelumnya sempat dibuang.

Dengan materi pemain yang bisa dikatakan cukup bagus, maka, bukan hal yang mustahil bagi Los Albiceleste untuk mengangkat trofi juara, sekaligus mentasbihkan diri sebagai tim dengan koleksi gelar Copa terbanyak, yakni 15 titel juara.

Jika pada ajang ini Argentina mengusung pemain-pemain terbaik, Brazil justru turun dengan skuad yang relatif masih ‘hijau’. Di bawah komando pelatih Mano Menezes, skuad Selecao akan mengandalkan talenta-talenta mudanya seperti trio AC Milan Thiago Silva, Alexandre Pato dan Robinho, serta bintang muda Santos yang tengah naik daun, Neymar.

Meski tak ada nama-nama top macam, Ricardo Kaka atau Ronaldinho, namun Menezes tetap yakin timnya mampu bersaing untuk meraih gelar juara ketiganya (hattrick) setelah sebelumnya tampil sebagai kampiun pada 2004 dan 2007.

Menurut rencana, pembukaan Copa America 2011 akan digelar pada 1 Juli 2011. Argentina selaku tuan rumah akan bermain di laga pembuka menghadapi Bolivia di La Plata. Brazil sendiri baru akan memainkan pertandingan perdananya kontra Venezuela di Grup B pada, 3 Juli mendatang. (acf)


Sejarah Pertemuan Argentina vs Brazil (10 Pertandingan Terakhir) :
18 Nov 2010 : Argentina 1 - 0 Brazil
06 Sep 2009 : Argentina 1 - 3 Brazil
19 Jun 2008 : Brazil 0 - 0 Argentina
16 Jul 2007 : Argentina 0 - 3 Brazil
03 Sep 2006 : Brazil 3 - 0 Argentina
29 Jun 2005 : Brazil 4 - 1 Argentina
08 Jun 2005 : Argentina 3 - 1 Brazil
25 Jul 2004 : Argentina 2 - 2 Brazil
02 Jun 2004 : Brazil 3 - 1 Argentina
11 Jul 1999 : Brazil 2 - 1 Argentina

Daftar Skuad Argentina di Copa America 2011 :
Kiper : Sergio Romero (AZ Alkmaar), Mariano Andujar;
Belakang : Javier Zanetti (Inter Milan), Pablo Zabaleta Marcos Rojo (both Spartak Moscow), Gabriel Milito (Barcelona), Ezequiel Garay (Real Madrid);
Tengah : Javier Mascherano (Barcelona), Esteban Cambiasso (Inter Milan), Lucas Biglia (Anderlecht), Ever Banega Javier Pastore (Palermo);
Depan : Lionel Messi (Barcelona), Gonzalo Higuain (Real Madrid), Carlos Tevez (Manchester City), Diego Milito (Inter Milan), Sergio Aguero (Atletico Madrid), Ezequiel Lavezzi.

Daftar Skuad Brazil di Copa America 2011 :
Kiper : Victor (Gremio), Julio Cesar (Inter);
Belakang : Daniel Alves (Barcelona), Maicon (Inter), Andre Santos (Fenerbahce), Adriano (Barcelona), Lucio (Inter), Thiago Silva (Milan), David Luiz (Chelsea), Luisao (Benfica);
Tengah : Lucas Leiva (Liverpool), Ramires (Chelsea), Sandro (Tottenham), Jadson (Shakhtar Donetsk), Elias (Atletico Madrid), Elano (Santos), Paulo Henrique Ganso (Santos), Lucas Silva (Sao Paulo);
Depan : Robinho (Milan), Alexandre Pato (Milan), Fred (Fluminense), Neymar (Santos).
Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Argentina vs Brazil : Misi dan Ambisi

Copa America 2011 | Brazil vs Venezuela : Misi Pertahankan Juara

Diposkan oleh Hulu

Copa America 2011 | Brazil vs Venezuela : Misi Pertahankan Juara

VIVA-BOLA, Brazil mengusung ambisi besar di ajang Copa America 2011. Selecao -julukan timnas Brazil- bertekad mempertahankan trofi juara untuk kali ketiga secara beruntun. Mampukah ?

Untuk merealisasikan target tersebut, Brazil tentunya harus melewati hadangan lawan-lawannya. Di babak penyisihan grup, Selecao tergabung di Grup B, bersama dengan Paraguay, Venezuela dan Ekuador. Nah, lawan pertama yang harus dihadapi Neymar dkk adalah Venezuela, Minggu (3/7/2011)atau hari Senin dini hari pukul 02.00 WIB di Estadio Ciudad de La Plata.

Melihat lawan yang akan dihadapi, Brazil dipastikan tidak boleh menganggap remeh. Pasalnya, rekor pertemuan terakhir keduanya di babak kualifikasi Piala Dunia 2010 lalu, Venezuela sukses menahan imbang 0-0 Brazil di hadapan publiknya sendiri di Rio de Janeiro.

Namun, melihat rekor head to head total kedua tim, Brazil jauh lebih superior dengan menang 17 kali dan hanya sekali kalah dari 20 pertemuan. Kekalahan terakhir diderita Brazil pada Juni 2008. Kala itu, Brasil dipaksa menyerah 2-0 di laga persahabatan.

Namun dalam turnamen kali ini, Brazil datang ke Argentina dengan komposisi pemain yang mayoritas di dominasi pemain muda. Pelatih Selecao, Mano Menezes hanya akan mengandalkan para pemain belia seperti Neymar, Alexandre Pato, Robinho dan Paulo Henrique Ganso.

Arsitek yang ditunjuk CBF (PSSI-nya Brazil) menggantikan posisi Carlos Dunga sebagai pelatih, usai Piala Dunia 2010 lalu ini meyakini, skuad muda yang dimilikinya punya kualitas mumpuni untuk mempertahankan trofi juara untuk kali ketiga secara beruntun.

Sementara di kubu lawan, Venezuela sendiri akan tampil dengan hanya mengandalkan para pemain lokal mereka. Pelatih La Vinotinto -julukan Venezuela-, Cesar Farias juga tak menampik bila perjuangan timnya di babak penyisihan nanti bakal sulit karena harus berhadapan dengan tim-tim kuat.

Untuk itu, Farias enggan memasang target muluk buat pasukannya, yang sepanjang turnamen kerap hanya menjadi penggembira. Prestasi terbaik Venezuela yakni menembus perempatfinal pada tahun 2007, itupun saat mereka tampil sebagai tuan rumah. Kali ini, di Argentina, Farias hanya berharap timnya bisa melaju sejauh mungkin.

“Saya tidak ragu, kami berada di grup tersulit di Copa America. Bagaimana pun, kami harus mencoba melakukan yang terbaik dan meraih hasil semaksimal mungkin. Kami tahu, tujuan utama kali adalah bermain baik di Copa America,” tandasnya. (acf)


Sejarah Pertemuan Brazil vs Venezuela :
15 Okt 2009 : Brazil 0 - 0 Venezuela
13 Okt 2008 : Venezuela 0 - 4 Brazil
06 Jun 2008 : Brazil 0 - 2 Venezuela
12 Okt 2005 : Brazil 3 - 0 Venezuela
09 Okt 2004 : Venezuela 2 - 5 Brazil
30 Jun 1999 : Brazil 7 - 0 Venezuela
Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Brazil vs Venezuela : Misi Pertahankan Juara

Copa America 2011 | Argentina vs Bolivia : Berburu Kemenangan Awal

Diposkan oleh Hulu on 27 June, 2011

Copa America 2011 | Argentina vs Bolivia : Berburu Kemenangan Awal

VIVA-BOLA, Argentina akan mengawali kiprahnya di ajang Copa America 2011, Jumat (1/7/2011) atau hari Sabtu pagi mulai pukul 07.45 WIB. Sebagai tuan rumah, Los Albiceleste -julukan Argentina- akan tampil di laga pembuka pada babak penyisihan Grup A, berhadapan dengan Bolivia.

Melihat lawannya, Argentina diprediksi tidak akan menemui kesulitan berarti. Statistik mencatat, Argentina berhasil menorehkan 10 kemenangan dan hanya empat kali kalah dari total 16 pertemuan dengan Bolivia.

Namun, merujuk rekor pertemuan terakhir kedua tim pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010 lalu, Bolivia sukses menghajar Argentina 6-1 di kandangnya. Sementara di pertemuan pertama di Buenos Aires, Argentina menang 3-0.

Terlepas dari catatan head to head, skuad Argentina saat ini diyakini jauh lebih tangguh dari Bolivia. Diketahui, pada turnamen kali ini, pelatih Argentina, Sergio Batista memanggil hampir semua pemain terbaik yang dimilikinya, seperti Sergio Aguero (Atletico Madrid), Gonzalo Higuain (Real Madrid), Angel Di Maria (Real Madrid) dan megabintang Barcelona, Lionel Messi.

Bandingkan dengan Bolivia yang hanya mengandalkan mayoritas pemain yang tampil di liga domestik Bolivia. Dari seluruh skuad yang dimiliki Bolivia, Marcelo Martins mungkin jadi satu-satunya pemain yang pantas jadi sorotan. Striker 24 tahun yang merumput bersama Shakhtar Donetsk ini merupakan salah satu pemain yang berhasil menjebol gawang Argentina, saat Bolivia menang 6-1.

Beralih ke urusan prestasi, Argentina juga jauh lebih superior ketimbang Bolivia. Dari total 42 gelaran, Argentina sukses mengecap 14 kali juara (12 kali di era South American Championship dan dua di era Copa America). Sementara Bolivia baru sekali mencicipi gelar juara yakni pada 1963 atau 48 tahun silam.

Rekor penampilan Bolivia di sepanjang perhelatan Copa America juga tidak bisa dibilang bagus. Skuad asuhan Gustavo Quinteros hanya dua kali lolos dari babak penyisihan Grup dalam 30 tahun terakhir. Selebihnya, Bolivia hanya menjadi tim penggembira dan hampir selalu mengakhiri babak penyisihan grup di posisi juru kunci.

Namun, rekor buruk ini tak lantas membuat Gustavo Quinteros beserta punggawanya patah arang. Meski sulit untuk bisa bersaing dengan Argentina, namun Bolivia masih bisa bersaing dengan dua tim lain di Grup A, yakni Kosta Rika dan Kolombia untuk menjadi pendamping Tim Tango yang diyakini bakal lolos ke babak perempatfinal.

Sementara itu, bagi Argentina ajang Copa America kali ini menjadi sebuah ajang pembuktian diri buat seorang Lionel Messi. Bintang Barcelona ini bertekad membawa tim senior Albiceleste meraih gelar juara sebagai jawaban atas kritikan sejumlah kalangan yang menilainya hanya mampu mengukir prestasi di level klub, tapi melempem di timnas.

“Impian terbesar saya saat ini adalah memenangi Copa America. Kami tahu, seberapa berartinya (Copa America) buat saya dan tentunya publik Argentina. Ini merupakan target utama saya bersama seluruh pemain hebat lainnya dalam skuad (Argentina),” tandas Messi yang bertekad membawa Argentina mengakhiri paceklik gelar Copa America yang terakhir kali direngkuh pada 1993 atau 18 tahun silam. (acf)


Sejarah Pertemuan Argentina vs Bolivia :
02 Apr 2009 : Bolivia 6 - 1 Argentina
18 Nov 2007 : Argentina 3 - 0 Bolivia
26 Mar 2005 : Bolivia 1 - 2 Argentina
15 Nov 2003 : Argentina 3 - 0 Bolivia
08 Jul 1995 : Argentina 2 - 1 Bolivia
23 Okt 1975 : Bolivia 0 - 4 Argentina
Baca SelengkapnyaCopa America 2011 | Argentina vs Bolivia : Berburu Kemenangan Awal